Bismillah,,,,
“setiap bencana yang menimpa di Bumi dan
yang menimpa dirimu sendiri, semuanya telah
tertulis dalam dalam kitab (lauh mahfuz)
sebelum kami mewujudkannya. Yang demikian
itu sungguh mudah bagi Allah. Agar kamu
tidak bersedih hati terhadap apa yang luput
darimu dan tidak pula terlalu gembira terhadap
apa yang diberikanNya kepadamu” (Al Hadiid
Selalu merasa terhibur rasanya setiap kali
membaca potongan surat cinta yg diatas dari
sang pemilik diri ini (Allah SWT) dan lumayan
membuat diri untuk selalu berfikir positif
setiap mengalami suatu peristiwa yg menguji
nyali dan keimanan ini. Life is beutiful,
mungkin satu kalimat inilah yg pas untuk
mensimpelkan kandungan surat yang diatas,
mau lagi sedih keg atau senang sekalipun kita
harus tetap berfikir positif, karena yg kita
jalani saat ini memang sudah dirancang jauh
sebelum kita hadir kedunia ini, kita tinggal
menanti saja alur main yg telah Allah tetapkan
untuk kita. So…woleeees aj guys heheh
Hampir dua bulan sudah aku pindah tempat
tinggal dibekasi, hal ini bukan tanpa alasan
ataupun datang dgn tiba2. Ada beberapa
alasan yg mendasari keputusanku ini. Berawal
dari info dari salah satu kawan yg sempat
menjadi karyawanku, ka diana namanya,
darinya aku mengetahui pasar baru bekasi ini,
menurut keterangan dari teman diana yg
berjualan dibekasi ini, katanya disana lumayan
rame pembeli. Ok…aku save deh infonya.
Hingga beberapa peristiwa yang kualami di
De**s (nama salah satu Mall di depok) terjadi
seperti; sistem manegemen det** yg buruk :
aku dan beberapa teman seperjuanganku
“diusir” berkali2 dari satu lapak kelapak yg lain
oleh pihak menejemen de**s dengan alasan
beberapa pemilik toko yg disekitar kami
kompelen krn toko mereka menjadi sepi
(halloo!!! plis deh ah, ga pernah belajar agama
ya waktu kecil dulu?rezeki itu ada yang ngatur
man, rezeki, jodoh, kematian itu sudah Allah
tetapkan, soooo woleeees aj kaliii). Dan
rasanya agak kecewa juga dengan pihak
de**s, krn kan mereka sendiri yg
menempatkan kami disana, dan kamipun
disana bayaaaar ya, sama seperti para pemilik
toko itu! Lagi pula sesungguhnya pihak
menejemen sebenarnya punya power disana
(secara mereka pengelolanya, loh kog dengan
bodohnya mau diatur2 oleh para tenant disana,
hadeeeeh emang payah neh de**s) selain itu
biaya sewa yang aku bayar ternyata lebih
besar dari temanku yg lain setelah aku selidiki
(hadeeeeeh, mentang2 ane msh muda dan
baru, ga gtu juga kaliii, nipu!) dan terakhir
alasan aku pindah adalah karena aku ingin
membawa serta ibuku, aku ingin merawatnya
disana. Oya ada tambahan, sebelum pindah
ane shlolat istikhora terlbih dahulu. dan hatiku
cendrung kesana (bekasi). Maka bulatlah
sudah rencanaku untuk move on kebekasi. Yap
dengan penuh tekad dan keberanian serta
harapan yg selalu kubawa maka
berangkatlahku kebekasi, lumayan cukup
berani sebenarnya keputusanku ini. Mengapa
demikian? Karna aku tak kenal siapapun
disana dan tak begitu paham akan keadaan
disana. Bismillah adalah kata ampuh yg sering
kuucapkan dalam setiap tindakan yg
kulakukan.
***
Yeaaaah, gw ada dibekasi euyyyyy……jeritku
dalam hati. Yaaa lumayan repot dan cukup
meguras kantong juga ternyata pindah dari
depok kebekasi (ongkosnya 400rb eeuy.
Padahal kantong ane dah mulai menipis. Tapi
namannya juga ikhtiar, seberat apapun kita
harus jalankan dan nikmati. Mungkin ane
satu2nya akhwat yang paliiiiing nekat dan
terbilang cukup berani. Bayangin deh,
sendirian merantau kebekasi, ga punya
keluarga, sodara, apalagi temen (hikzzz
sediiiiiih amat ya kyknya hidup gw hahahahah,
sssttttt… rata2 org2 peranatauan baik cewek
maupun cowok yg gw kenal dan pernah gw
tanya, ketika awal mereka merantau pasti
bareng seseorang, klo ga kakaknya, adeknya,
temennya atau sodaranya, eh neh dian
perginya sendirian, ceweeeek pula, emang
agak kurang waras mungkin heheh, tapi ane
sadaaar kelak akan banyaaak cerita indah
setelah kisah berdarah2 yg pernah ane alami,
pada akhirnya. What an amazing journey!!!).
Hariiii pertama dibekasi, wooooow pengalaman
bgt!!! Rasanya tak terlupakan euy. Sendirian
tanpa kawan, tanpa obrolan (sesuatu bgt dah,
biasanya klo mau tidur ngobrol dulu ama
temen sekamar atau temen sekontrakan, at
least denger kawan yg lagi ngerumpi.
Huaaaaaa sepiiiiiii, lgsg kerasa kangeeeeen
ama temen dan sadaaaaaaar klo depok itu
kota impian #alaymodeonhehehe) . dan ini
berlangsung hingga beberapa hari (lonely T.T)
Oke, betapapun keadaanya life must go on.
Perjuangan dimulaiiiiii dibekasi
****
Tepat dihari kesepuluh dibekasi, dengan
kondisi yg msh dengan “ujian” ane tetap
optimis dan penuh harapan menjalakan
kehidupan disana. Malemnya ane pulkam ke
Lampung, jempuuuut mamak dikampung
(yeeeee ada temen ngobrol juga akhirnya
heheheh). Tiga hari dikampung, lumayan
menghapuuuuus dahaga bertemu orang-orang
tercinta (alhamdulillah). Ramadhan keempat
ane sudah bersama mamak di bekasi (tau ga,
kesan mamak ane pertama kali kekosan ane,
dia nangis booooo hahahah, katanya ya Allah,
kasian amat nana disini, hidupnya suseh
wkwkwkwkwk). Sayangnya kebersamaan kami
hanya sebentar, lebaran hari ke-2 kami pulang
ke Lampung, awalnya saya tidak ingin pulkam,
sebab kondisi keuanganku dibekasi ternyata
menambahku smakinn terpuruk. Namun karena
demi mamak tercinta, aku putuskan pulkam
bersamanya. Karena aku tak tega
membiarkannya di kampung orang ketika hari
raya datang. Selama bersama mamak
dibekasi, hari-hariku lumayan lebih berwarna.
Karena ada yang bisa kuajak ngobrol dan
membuatku sedikit lebih bersemangat mencari
uang. Namun keadaanku dibekasi memang
cukup memprihatinkan. Berjualan pakaian
dibekasi tak seramai wkt di depok dulu,
terlebih pembeli disini sadiiiis2 dalam
menawar barang daganganku, sampe2 aku
agak susah bernafas karna tawaran mereka
saaaaangaaat jauh dari modal (hadeeeeeeh
=,=”). Namun betapapun sulitnya kondisiku, aku
senantiasa memenuhi keinginan ibu, dan
merawatnya dengan penuh sabar dan cinta
(memandikan dan menyisirkan rambutnya
setiap pagi sebelum kupergi kepasar untuk
mengais rezeki, menyiapkannya makan ketika
ia tak berpuasa bahkan seringkali
menyuapinya) meskipun cintaku dan
perlakuanku tak sebaik ketika ibuku
merawatku ketika kecil (aku yakin itu) .
Satuuuuu hal yang hingga kini kusesali, aku
belum diberi oleh Allah kemampuan
membawanya kerumah sakit, pengobatan
alternatif ataupun membelikannya obat herbal
yg dapat membantu untuk menyembuhkan
sakitnya ( harga obat herbal mahal, aku ga
punya uang mb T.T, aku hanya bisa berdo’a
agar kelak aku bisa membawanya berobat
hinga dia sembuh seperti sediakala). Beberapa
kali aku pernah membawa ibuku jalan-jalan,
karena aku ingin menghiburnya. Pergi kedepok,
berkunjung ke eks kosanku dulu, lanjut ke
kampus ui, hingga ke asrama dengan
menggunakan motor yg msh kutinggalkan di
kosan lamaku dulu, pernah juga dilain waktu
aku mengajaknya ke jakarta kota namun
karena dia sulit berjalan kami hanya sampe
diluar stasiun kota saja, ibu sudah tidak kuat
berjalan (jika begini, aku selalu berkata
kpdnya: mak, do’ain nana sukses ya, biar nana
bisa beliii mobil dan ngajak mamak jalan-jalan
keliling jakarta atau bandung menggunakan
mobil# aku yakiiiiiiiiiiin suatu saaat mimpiku ini
akan terwujud, membeli sebuah mobil untuk
keluargaku tercinta, aamiin#biidznillah)
***
Tidak terasa penghujung agustustus telah tiba.
Sepertinya baru kali ini resah yang begitu
dalam kian menjejali hati ini. Pagi ini rasanya
aku bimbang, bingung dan benar-benar tak
tahu kemana melangkah. “the hard times that
you go through build charakter, making you a
much stronger person” (masa sulit yang kita
lewati, membangun karakter dan membuat kita
mejadi lebih kuat). Yup meskipun aku
mengamini kata-kata seorang Rita Mero
tersebut, namun entahlah, hari ini rasanya lagi-
lagi aku hampir tak berdaya dibuatnya (ujian
dan masalah). Pasalnya hari ini adalah hari
dimana sewaan toko dan kontrakan rumah
berakhir. Itu artnya jika ingin melanjutkan
tinggal dan berjualan disana, maka
konsekuensinya adalah aku harus
mempersiapkan sejumlah uang, kira-kira
sekitar Rp 900.000 untuk toko dan sewaan
kamar. Angka yang cukup murah sebenarnya
dibandingkan ketika ku berada di depok.
Namun malangnya saat ini aku tak punya uang
sebanyak itu, tabunganku empty, hanya ada Rp
200.000, limited. Itulah sebabnya udara pagi
ini kurasa berbeda. Harus mencari kemana??!
Bingung. Resah. Ga tau harus berbuat apa.
Berhutang kepada temen?atau meminta uang
kepada orang kampung (keluargaku)?.
Rasanya kedua hal tersebut sangat tak
mungkin kulakukan. Pasalnya aku baru saja,
beberapa hari yang lalu meminta uang kepada
uniku, Yuliani (uni ani, kakak paling baik
sedunia, suatu saat kesuksesan yang kini
kuperjuangkan, akan kupersembahkan
kepadanya), sejumlah 200.000 dan aku tak
mau merepotkannya lagi, lagipula
keluargakupun sedang susah, mana mungkin
aku tega menambah kesulitan mereka.
Meminjam kepada teman? Rasanya aku malu,
karena sudah terlalu sering pula aku
merepotkan mereka dengan meminjamkanku
sejumlah uang, lagipula aku masih punya
hutang dengan beberapa temanku dan aku tak
mau menambahnya lagi. Uuuuhfff….. Baiklah,
aku lagi-lagi mencoba menjadi motivator
handal bagi diriku sendiri, aku hibur diriku
dengan berkata kepada diriki didepan cermin,
tentang perjuangan orang-orang terdahulu,
yang bersusah payah meraih apa yang mereka
inginkan. Aku bercerita untuk diriku sendiri
tentang perjuangan Hajar, istri nabi Ibrahim,
Ibundanya orang tersabar yang pernah Allah
ciptakan yaitu Ismail. Bagaimana luar
biasanya cerita Hajar dalam memperjuangkan
kehidupan anaknya yang masih dini usia,
ketika mereka ditinggal digurun padang pasir
yang gersang tanpa bekal oleh Ibrahim,
suaminya karena titah langit penguji keimanan
mereka. Rasa Dahaga yang tiba-tiba keluar
dari tangisan anaknya menyadarkan Hajar
untuk berbuat sesuatu demi anaknya,
air….air…air, ya itulah barang yang sangat
dibutuhkan dia dan anaknya pada waktu itu,
karena air susu Hajar sudah tidak tersedia.
Maka ia berusaha keras mencarikan air untuk
anaknya, berlari kesana kemari, safa ke
marwah. Berkali-kali. Tak menghasilkan meski
sudah 7 kali, Hajar bukannya tak tahu bahwa
fatamorgana airlah yang kan dia dapati ketika
kedua, ketiga hingga ke tujuh kalinya dia
berlari mendekati safa atau marwah. Namun
dia tetap melakukaknnya, sebab dia sedang
merayu Tuhan dan yakin benar akan
pertolonganNya, sebagiamana percakapan dia
dengan Ibrahim sebelum meninggalkan mereka
berdua. “apakah kau hendak meninggalkan
kami seorang diri disini?” tanyanya kepada
Ibrahim, hingga 2kali diulang namun Ibrahim
tak juga menoleh karena tak tega melihatnya,
sampai pertanyaan ketiga yang menandakan
kesempurnaan imannya, “ apakah karena ini
perintah Allah hingga kemudian kau
meninggalkan kami?jika iya, maka pergilah.
Kemudian ternyata setelah usaha panjang itu,
air yang diinginkan memancar dari hentakan
kaki-kaki lemah si Ismail kecil. Usaha dan
perjuangan yang dilakukakan Hajar bukan
keluar dari 2 tempat yang diusahakan
melainkan dari tempat anaknya berdiam.
Begitulah, aku hibur diriku dengan cerita
perjuangan Hajar tersebut. Bahwa depok atau
bekasi mugkin saja adalah safa dan
marwahnya diriku. Sehingga tak perlulah aku
bersedih. Tetaplah berjuang hingga kemudian
kan kau dapati, pancaran air yang k u cari.
Wuaah, akhirnya hari yang diresahkanpun tiba,
tepat ditanggal 31 Agustus, sewaan kamar dan
kiosku sudah berakhir. Itu artinya aku harus
pindah secepatnya. Namun karena belum
menemukan pengganti yang cocok, akhrinya
aku minta sama ibu kosan, untuk memberiku
waktu 2 hari untuk mencari kosan yang baru.
Sebenarnya aku sudah dapa kontrakan kamar
yang murah, hanya 200rb saja. Namun sempit
sekali, rasa-rasanya tidak cukup untuk
meletakkan semua barang-barang
dikontrakanku yang sekarang ditamabah lagi
dengan barang-barang toko yang akan aku
istirahatkan beberapa saat. Karena senantiasa
merugi. Aku tak tahu akan jadi apa kamar
sempit itu, jika aku jadi menyewanya, mungkin
akan terlihat seperti gudang penimpanan
karena saangking padat isi didalamnya. Selain
itu aku bingung minta bantuan siapa untuk
membantuku memindahkan itu semua.
Pasalnya temen-temanku jauh didepok sana,
lagi pula mereka pasti sedang dengan kedua
orang tua mereka masing-masing, karena
kemarin mereka habis diwisuda. Sedangkan
temenku yang dibekasi, aku belum terlalu
mengenalnya. Aku sungkan meminta bantuan.
Aaaaah lagi-lagi aku selalu terkukung dengan
diriku sendiri. Rasanya sulit sekali bibir ini
untuk bergerak dan mengucapkan kata
“tolong” kepada mereka setiap ku dilanda
masalah. Ok, kita liat saja hari ini akan
berakhir seperti apa. Rabb, pintaku, bantu
hamba. Kutahu masalahku tak sebesar kuasa
dan rahmatMu. Teori the dark hour “Ditahap
akhir menjelang titik sukses, orang akan
menghadapi tantangan yang luar bisa sulit.
Tak ada pelangi kalau tidak didahului hujan,
jangan menyerah. Saat-saat yang luar biasa
sulit dalam perjuangan adalah pertanda bahwa
kesuksesan sudah mendekat.” Ya, bagiku
mungkin ini adalah masa-masa tersulit yang
pernah aku alami dan teori the dark hour
sungguh menjadi kalimat termanis sebagai
penutup pelangi agustus yang pernah kulalui.
Yeaaaaaaaaah saya pasti bisa melewatinya.
Bekasi,
September 2013
@kosan
Superrrrrr sekali mba nana..
BalasHapus