Minggu, 19 Februari 2023

Hadiah

Untuk pertama kalinya dalam hidup saya yang sudah menginjak kepala 3 ini, terbaring dirumah sakit. Saya tidak pernah membayangkan akan jadi orang yang tidur di kamar-kamar yang disediakan oleh rumah sakit sebagai pasien. 

Saya cukup sering tidur dirumah sakit, dari jaman uni Dede melahirkan anak pertamanya yakni sktr tahun 2009 lalu, kemudian saat ponakan saya sakit, yakni Fani, kemudian, ibu saya stroke, lalu ponakan saya lagi, Alifa dan moment lainnya. Ya cukup sering. Tapi sebagai orang yang menjaga/membantu merawat yang sakit. 

Ternyata ada banyak insight dan hikmah yang saya dapat dari pengalaman saya menjadi pasien selama 4 hari tersebut. Yakni kepekaan saya dan juga empati saya semakin terasah disana. Bagaimana orang yang sakit itu pasti sangat merepotkan orang2 sekitarnya dan betapa kita membutuhkan orang lain tuk membantu kita. Saat saya kemudian menggunakan kursi roda dan didorong oleh suster tuk keruang ronsen atau berganti kamar, rasanya oh gini toh jadi ibukku, saya jadi merasakan posisi sebagai ibu saya yang harus di dorong2 dengan kursi roda dan pasrah saja dengan si pendorong, merasakan kebosanan yang teramat sangaaat disana. Yang kerjaannya hanya tiduran, makan, minum obat, ke kamar mandi, repeat. 

Saya sungguh beruntung diberi oleh Allah kesempatan tuk jadi orang yang tak berdaya bbrp hari. Sehingga empati saya benar-benar meningkat tajam disana. Oya saya juga jadi tahu seberapa besar sayang kakak2 dan adik2 saya kepada saya. Uni nunur yang rela tidak dagang demi menemani saya, padahal dia bisa kehilangan kesempatan mendapatkan uang yang lumayan menurut saya. Atau adik lelaki saya, si enal yang sangaaat cueek sekali sebenarnya namun dia tiap hari bersama istrinya menyempatkan tuk menjenguk saya. KLO uni Ani mah jangan ditanya, she is my second mother (my angel hahahah) Dan temen2 dari sekolah, bahkan saya merasa terhormat dan terharu dijenguk oleh pimpinan dari sekolah saya, jazakillah ya umi indah dan umi Tila untuk kunjungannya, semoga Allah membalas dengan kebaikan yang banyak. Dan tak lupa temen2 pasar yang juga turut berkunjung. Jazakumullah ya, hanya Allah yang dapat membalas kebaikan kalian. Buat umi Septi dan umi oktiiiiiiiiiii juga yang sudah repot-repot datang kerumah. Jazakumullah shohib kesayanganku. Dan doa dari temen2 semuanya, temen tahsin, temen smanda dll


Oya, sempat juga saya merasa dekat dengan kematian, saat darah tak juga berhenti dari tenggorokan dan hidung saya, yang terlintas saat itu adalah saya ada utang sama siapa aj ya. Sampai2 aplikasi shopee yang sudah saya uninstall saya instal kembali tuk memastikan saya tak punya tagihan disana. Haha terdengar lebay memang. Sebab memang saya tak punya riwayat penyakit yang cukup serius. Meski begitu menyiapkan kematian yang baik bukankah sebuah keniscayaan. Dan saya berharap tak ada utang sepersenpun saat saya harus pulang nanti. Dan semoga Allah anugerahkan kematian yang baik untuk saya yakni diantara 3 kondisi ini:
1. Saat saya mengajar
2. Saat saya sholat
3. Saat saat tilawah

Dan saya selalu berdoa kepada Allah tuk itu. Semoga Allah mudahkan saya dan kita semua mati dalam keadaan terbaik. Aamiin Allahumma aamiin 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar