Selasa, 07 April 2015

berguru kebijaksanaan melalui kesempitan dan keterbatasan

jalan hidup tidak selamanya lurus, terkadang
ada belokan, tanjakan, turunan bahkan jalan
berlubang. mungkin kebanyakan dari kita atau
bahkan saya pribadi sering berkeluh kesah
ketika tiba pada jalan yang yang tidak kita
inginkan. kita lebih sering menginginkan jalan
yang lurus dan mulus2 saja.pun dalam hidup,
kita hanya menginginkan hidup yang
menyenangkan dan membahagiakan tanpa
masalah sama sekali. tapi pernahkah kau
dengar kawaun atau pernahkah kau membaca
sebuah penelitian bahwa ternyata kecelakaan
itu sering terjadi justeru pada jalan mulus
bukan jalan berliku.


mengapa bisa demikian?
karena kita cenderung mempercepat lajuuu
kendaran kita tanpa memperdulikan sekeliling
kita, kita menginginkan sampai lebih dulu dari
yang lainnya, sehingga kita cuek saja dengan
yang lainnya. yah anaolgi ini tidak begitu jauh
dari realitas kehidupan yang kita hadapi,
terkadang kenyamanan, kemudahan yang kita
peroleh itu malah mematikan nilai-nilai baik
yang ada pada diri kita, kita menjadi orang
yang antisosial, tidak peka dan cenderung
sombong. dan itulah gunanya Allah ciptakan
bermacam-macam jalan: berliku, berlubang
dan tanjakan. bermacam-macam jalan itu
menggambarkan ujian dan masalah yang kita
hadapi dalam hidup ini. masalah dan ujian itu
mengajak kita untuk merenung lebih dalam
akan keberadaan diri dan orang-orang disekitar
kita. Allah hendak mengajarkan kepada kita
tentang banyak hikmah.
pun dengan saya pribadi,selama menjalani
hidup ini saya sangat bersyukur kepada Allah
SWT yang telah memberikan saya kesempatan
untuk belajar tentang sebuah hikmah. yaitu
keterbatasan finansial yang saya alami sejak
saya kecil hingga saya kuliah, dan puncak
keterbatasan itu benar-benar saya alami ketika
saya duduk dibangku semester akhir kuliah.
dimana saya bahkan pernah tidak memiliki
uang sama sekali, bahkan hanya untuk
sekedar membeli sebuah roti sekalipun. dan
peristiwa itu terjadi berhari-hari dalam hidup
saya. saya sangaaaaaat kelaparan kala itu.
hingga akhirnya saya merasa tidak kuat dan
meminta bantuan kepada salah seorang teman
saya untuk meminjami saya sejumlah uang.
namun peristiwa itu tidak membuat saya
berkecil hati, tapi justeru mengajarkan saya
tentang hakikat yang terkandung dalam salah
satu rukun islam, yaitu puasa. yah, puasa
mengajarkan kepada kita untuk turut
berempati kepada orang-orang yang kurang
mampu dibawah kita dari segi rezeki, agar kita
mengetahui bagaimana perasaan orang-orang
yang sulit itu sehingga kita dilarang untuk
makan dan minum dari shubuh hingga magrib
tiba. dan saya diberi oleh Allah kesempatan
untuk bukan hanya “berempati” tapi benar-
benar mengalami posisi menjadi orang-orang
yang sulit itu, ya sulit dari segi finansial. saya
belajar banyak hal dari kejadian ini, saya
belajar tentang sebuah empati yang mendalam
terhadap orang-orang disekeliling saya, jika
suatu saaat nanti saya menjadi pengusaha
muslimah yang sukses, maka saya bukan
menjadi seorang pengusaha muslimah biasa,
tapi saya kelak akan menjadi seorang
pengusaha yang juga alumni “sekolah
kehidupan”. pengusaha yang tidak silau dan
sombong akan keberhasilannya karena saya
pernah melalui bermacam-macam “jalan” yang
telah Allah ciptakan itu, sehingga saya sudah
tau dengan sangat baik bagiamana perasaan
ketika berada pada “jalan” tersebut, apakah
jalan berbelok, berlubang atau tanjakan yang
memayahkan. karena sungguh hikmah dan
ilmu itu tidak hanya dibatasi oleh tembok2
tinggi pada ruang kotak yang disebut “sekolah”
tapi juga berceceran pada jalan-jalan yang kau
lalui, maka mulailah memiliki “rasa” dari setiap
kejadian yang kau alami. yup ini
ceritaku…..bagaimana dengan kamu?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar