Sabtu, 26 Maret 2016

HALAL BUAT KAMI, HARAM BUAT TUAN


ulama Abu Abdurrahman Abdullah bin al-Mubarak
al Hanzhali al Marwazi ulama terkenal di makkah
yang menceritakan riwayat ini.
Suatu ketika, setelah selesai menjalani salah
satu ritual haji, ia beristirahat dan tertidur. Dalam
tidurnya ia bermimpi melihat dua malaikat yang
turun dari langit. Ia mendengar percakapan
mereka :
“Berapa banyak yang datang tahun ini?” tanya
malaikat kepada malaikat lainnya.
“Tujuh ratus ri
bu,” jawab malaikat lainnya.
“Berapa banyak mereka yang ibadah hajinya
diterima?”
“Tidak satupun”
Percakapan ini membuat Abdullah gemetar.
“Apa?” ia menangis dalam mimpinya. “Semua
orang-orang ini telah datang dari belahan bumi
yang jauh, dengan kesulitan yang besar dan
keletihan di sepanjang perjalanan, berkelana
menyusuri padang pasir yang luas, dan semua
usaha mereka menjadi sia-sia?”
Sambil gemetar, ia melanjutkan mendengar cerita
kedua malaikat itu.
“Namun ada seseorang, yang meskipun tidak
datang menunaikan ibadah haji, tetapi ibadah
hajinya diterima dan seluruh dosanya telah
diampuni . Berkat dia seluruh haji mereka
diterima oleh Allah.”
“Kok bisa”
“Itu Kehendak Allah”
“Siapa orang tersebut?”
“Sa’id bin Muhafah tukang sol sepatu di kota
Damsyiq (damaskus sekarang)”
Mendengar ucapan itu, ulama itu langsung
terbangun, Sepulang haji, ia tidak langsung
pulang kerumah, tapi langsung menuju kota
Damaskus, Siria.
Sampai disana ia langsung mencari tukang sol
sepatu yang disebut Malaikat dalam mimpinya.
Hampir semua tukang sol sepatu ditanya, apa
memang ada tukang sol sepatu yang namanya
Sa’id bin Muhafah.
“Ada, di tepi kota” Jawab salah seorang sol
sepatu sambil menunjukkan arahnya. Sesampai
disana ulama itu menemukan tukang sepatu yang
berpakaian lusuh,
“Benarkah anda bernama Sa’id bin Muhafah?”
tanya Ulama itu
“Betul, siapa tuan?”
“Aku Abdullah bin Mubarak”
Said pun terharu, "bapak adalah ulama terkenal,
ada apa mendatangi saya?”
Sejenak Ulama itu kebingungan, dari mana ia
memulai pertanyaanya, akhirnya iapun men
ceritakan perihal mimpinya.
“Saya ingin tahu, adakah sesuatu yang telah
anda perbuat, sehingga anda berhak
mendapatkan pahala haji mabrur?”
“Wah saya sendiri tidak tahu!”
“Coba ceritakan bagaimana kehidupan anda
selama ini.
Maka Sa’id bin Muhafah bercerita.
“Setiap tahun, setiap musim haji, aku selalu
mendengar :
Labbaika Allahumma labbaika. Labbaika la
syarika laka labbaika. Innal hamda wanni’mata
laka wal mulka. laa syarika
laka.
Ya Allah, aku datang karena panggilanMu. Tiada
sekutu bagiMu. Segala ni’mat dan puji adalah
kepunyaanMu dan kekuasaanMu. Tiada sekutu
bagiMu.
Setiap kali aku mendengar itu, aku selalu
menangis
Ya allah aku rindu Mekah. Ya Allah aku rindu
melihat kabah. Ijinkan aku datang…..Ijinkan aku
datang ya Allah..
Oleh karena itu, sejak puluhan tahun yang lalu
setiap hari saya menyisihkan uang dari hasil
kerja saya, sebagai tukang sol sepatu.
Sedikit demi sedikit saya kumpulkan. Akhirnya
pada tahun ini, saya punya 350 dirham, cukup
untuk saya berhaji.
“Saya sudah siap berhaji”
“Tapi anda batal berangkat haji”
“Benar”
“Apa yang terjadi?”
“Istri saya hamil, dan sering ngidam. Waktu saya
hendak berangkat saat itu dia ngidam berat”
“Suami ku, engkau mencium bau masakan yang
nikmat ini?
“ya sayang” “Cobalah kau cari, siapa yang masak
sehingga baunya nikmat begini. Mintalah sedikit
untukku”
"Ustadz, sayapun mencari sumber bau masakan
itu. Ternyata berasal dari gubug yang hampir
runtuh. Disitu ada seorang janda dan enam
anaknya.
Saya bilang padanya bahwa istri saya ingin
masakan yang ia masak, meskipun sedikit. Janda
itu diam saja memandang saya, sehingga saya
mengulangi perkataan saya.
Akhirnya dengan perlahan ia mengatakan :
“tidak boleh tuan”
“Dijual berapapun akan saya beli”
“Makanan itu tidak dijual, tuan” katanya sambil
berlinang mata.
Akhirnya saya tanya kenapa?
Sambil menangis, janda itu berkata “daging ini
halal untuk kami dan haram untuk tuan” katanya.
Dalam hati saya: Bagaimana ada makanan yang
halal untuk dia, tetapi haram untuk saya, padahal
kita sama-sama muslim?
Karena itu saya mendesaknya lagi “Kenapa?”
“Sudah beberapa hari ini kami tidak makan.
Dirumah tidak ada makanan. Hari ini kami
melihat keledai mati, lalu kami ambil sebagian
dagingnya untuk dimasak.
“Bagi kami daging ini adalah halal, karena andai
kami tak memakannya kami akan mati kelaparan.
Namun bagi Tuan, daging ini haram".
Mendengar ucapan tersebut spontan saya
menangis, lalu saya pulang. Saya ceritakan
kejadian itu pada istriku, diapun
menangis, kami akhirnya memasak makanan dan
mendatangi rumah janda itu.
“Ini masakan untuk mu”
Uang peruntukan Haji sebesar 350 dirham pun
saya berikan pada mereka.
”Pakailah uang ini untuk mu sekeluarga.
Gunakan untuk usaha, agar engkau tidak
kelaparan lagi”
Ya Allah……… disinilah Hajiku
Ya Allah……… disinilah Mekahku.
Mendengar cerita tersebut Abdullah bin Mubarak
tak bisa menahan air mata.
( buat yg akan naik haji .... atau yg sdh
berhaji.... )
Saudaraku ..................Ingat ...
Ada dua yang tidak kekal dalam diri manusia !
Yakni : Masa Muda dan Kekuatan Fisiknya.
Jangan Lupa ... Ada dua juga yang akan
bermanfaat bagi semua orang ! Yakni : Budi
Pekerti yang luhur serta Jiwa yang ikhlas
memaafkan.
Perhatikan .. Ada dua pula yang akan
mengangkat derajat kemulian manusia ! Yakni :
Rendah hati dan suka meringankan beban hidup
orang lain.
Dan ada dua yang akan menolak datangnya
bencana ! Yakni : Sedekah serta menjalin
hubungan silaturrahim. Semoga kita menjadi
orang orang yang dimuliakan Allah swt aamiin..
Sumber: www.facebook.com/ Muhammad Afnan Damradli

Tidak ada komentar:

Posting Komentar