Sabtu, 02 April 2016

Mengapa Berhenti? Bagaimana Jika Ternyata Sudah Tak Jauh Lagi?


(Diadaptasi dari lagu “Di Balik Gunung” karya Teh Mutia Prawitasari @prawitamutia dalam Teman Imaji)

Seandainya kau tahu bahwa kau sungguh berharga, kau bisa jadi apa saja asal kau berupaya.
Dulu, kita tumbuh sebagai anak yang penuh dengan imajinasi, tak terkecuali imajinasi tentang masa depan. Ketika orang dewasa menanyakan kepada kita tentang ingin jadi apakah kita nanti ketika sudah besar, kita dengan mudahnya mengucapkan banyak hal. “Ingin jadi dokter! Ingin terbang seperti pilot! Ingin menjelajahi luar angkasa!” Tapi, antusiasme itu melebur seiring pertumbuhan kedewasaan kita. Lama-kelamaan, kita mulai didistraksi oleh pemikiran tentang ketidakmungkinan. Kita jadi
mudah menyerah, merasa rendah dan berpikir ingin menyerah. Padahal, seandainya saja kita tahu, kita begitu berharga dan bisa menjadi apa yang kita inginkan asalkan kita tetap berupaya.
Seandainya kau tahu apa doa Ayah dan Bunda, tak mungkin sampai engkau tega mematahkan isinya.
Tak ada orang tua yang tidak menginginkan kebaikan untuk anak-anaknya, tak terkecuali tentang kebaikan bagi mimpi anak-anaknya. Kita hanya tidak pernah tahu, karena kita tidak pernah mendengar lirih doa Ayah dan Bunda kita dalam malam-malam panjang mereka. Mereka ingin kita mendewasa dengan baik, dunia dan akhirat. Karenanya, menyerah sama saja dengan mematahkan doa dan harapan mereka. Seandainya saja kita tahu. Ya, seandainya kita tahu. 
Teruslah bergerak hingga rasa lelah kelelahan mengikutimu. Sebab nanti suatu hari kau akan tersenyum setiap pagi, menikmati jerih diri dan segala yang telah kau lalui. Sebab nanti suatu hari kau punya cerita tuk dibagi, tentang mimpi yang tak pasti namun kau membuatnya terjadi. Belum saatnya berhenti, ayo terus mendaki. Sudah tak jauh lagi kini, ayo terus dekati.
Mengapa ingin berhenti? Bagaimana jika ternyata perwujudan mimpi-mimpi kita sudah tak jauh lagi? Memang, pada suatu ketika mungkin lelah akan menghampiri kita yang mulai lemah. Tapi, disanalah letak perjuangannya, berjuang mengalahkan lelah dan lemah. Ayo, sedikit lagi! Kelak, perjuangan ini akan membuat kita tersenyum dan bersyukur karena telah mampu melampaui keterbatasan-keterbatasan diri. Ayo, sedikit lagi! Kelak, inilah cerita indah hidup kita yang akan menjelma menjadi inspirasi untuk dibagi. Semua mimpi memang terkesan tak pasti, tapi inspirasi hadir dari perjuangan-perjuangan kita untuk membuatnya terjadi. Ayo terus dekati!
Seandainya kau tahu apa di balik gunung sana, terhampar padang bunga-bunga, kau akan bahagia. Seandainya kau tahu bahwa anak-anakmu kelak inginkan sebuah cerita pahlawan di hidupnya. Teruslah bergerak, hingga rasa lelah sendiri kelelahan mengikutimu.
Mengapa ingin berhenti? Bagaimana jika ternyata perwujudan mimpi-mimpi kita sudah tak jauh lagi? Memang, rasanya perjalanan ini seperti terhalang gunung-gunung tinggi tanpa celah untuk dapat melewatinya. Tapi, seandainya kita tahu bahwa kelak anak-anak kita akan menginginkan cerita tentang pahlawan di hidupnya. Tegakah kita bercerita pada mereka tentang kita yang kalah dan menyerah pada keadaan?
Lalu, mengapa tetap berpikir untuk berhenti? Sudah tak jauh lagi, ayo semangat lagi!
Sumber:
http://novieocktavia.tumblr.com/post/140314281220/mengapa-berhenti-bagaimana-jika-ternyata-sudah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar